TEMPO.CO, Jakarta - PT Astratel Nusantara atau Astra Infra tertarik ikut ambil bagian dalam proyek Pelabuhan Patimban, Jawa Barat. Anak perusahaan PT Astra International Tbk itu ingin terlibat menjadi operator pelabuhan. Direktur Astratel Rahmat Samulo mengatakan tengah menunggu proses tender dari pemerintah.
"Astratel ingin terlibat. Semoga bisa terpilih dan jadi operator," kata Rahmat di Jakarta, Rabu, 8 November 2017. Dalam hal nilai investasi Astratel sudah menyiapkan, namun Rahmat belum bisa menyebutkannya. Pihaknya memilih menunggu regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
Simak: Bupati Subang Minta Ganti Rugi Lahan Proyek Patimban Dipercepat
Astratel merupakan perpanjangan lini bisnis Astra International di sektor infrastruktur. Sebagai perusahaan investor-operator swasta nasional, Astratel lebih banyak bergerak di segmen jalan tol dan pelabuhan. Sejauh ini Astratel sudah mempunyai kepemilikan saham di enam Badan Usaha Jalan Tol dan satu pelabuhan. Total hak konsesi jalan tol yang dikelola mencapai 353 kilometer.
Sementara di segmen jalan tol, Direktur Astratel Wiwiek Santoso menargetkan pada 2020 perusahaan bisa memegang hak konsesi jalan tol sepanjang 500 kilometer. "Saya masih ada pekerjaan rumah 147 kilometer lagi," ucap Wiwiek.
Manajemen Astratel enggan menyebutkan ruas tol mana saja yang menjadi incaran selanjutnya. Wiwiek menyatakan langkah membeli ruas tol atau mengakuisisi mesti disesuaikan dan terkait dengan bisnis utama induk perusahaan. Prinsipnya, menurut dia, pengembangan infrastruktur mesti terkait dengan mata rantai bisnis Astra International. "Keterlibatan di Patimban karena ada segmen otomotif di wilayah itu," kata dia.
Kendati demikian, Wiwiek menyatakan Astratel membuka peluang untuk membeli ruas tol yang sudah jadi atau setengah jadi di 2018. Perusahaan, ucapnya, tidak mempunyai target khusus karena mempertimbangkan resiko dan return. "Astra terbuka bermitra dengan siapa saja," tuturnya.
Ke depan, Astratel tidak hanya ingin berpartisipasi di infrastruktur pelabuhan seperti Patimban. Rahmat Samulo menyatakan perusahaan juga tertarik mengelola bandara. "Studinya sudah lama, tapi kami masih mengamati dulu," ucapnya.
ADITYA BUDIMAN